Nama Ku Dini Gadis Mungil Perempatan Jalan #2
Wah,, Ternyata sudah sampai di Perempatan, akupun tak menghiraukan lagi kejadian tadi.
Sukur lampu merahpun menyala, aku bergegas lari kearah mobil-mobil mewah itu siapa tau rezeki
ku hari ini banyak.
kring,,, kring,,, cekecekk kecekkk,,, Kriing Kriiing Ceekkkeceee... Begitu suara alat musikku.
Oh Tuhan tolonglah aku
Hapuskan rasa cintaku
Akupun ingin bahagia
Walau tak bersama dia
Hapuskan rasa cintaku
Akupun ingin bahagia
Walau tak bersama dia
(Judika: Aku Yang Tersakiti)
Permisi pak permisi om, permis tante dengan memakai wajah sopat santun menghormati para pengendara Sambil
aku sodorkan kotak kecil di kaca mobilnya...
haaah semua mengankat tangan,
alamat berarti tidak ada yg memberi.
Tuhan pekik ku dalam hati, aku coba
menyebrang jalan lagi, yang sedang tepat jatah lampu merah, aku lantunkan
lagi lagu-lagu yang aku bisa sambil membunyikan kerincing ku.
Berputar terus
aku mengejar lampu merah, demi uang untuk kebutuhan kakak ku. Tapi tak apalah ini yang dapat aku
lakukan. aku ingin istirahat sejenak sambil menghitung berapa uang yg ada di
kotak kecil ku. Sambil ku pandang jam di tugu menunjukkan pukul 4:50 wah
sudah sore rupanya, bergegas kuhitung uang hasil keringatku sambil berlari menuju pohon rindang di pinggir jalan
sebelah utara, 3500,- Alhamdulillah ucapku. lumayan juga walaupun tak sebesar uang hasil para korupsi di Negara ku...
Kemudian aku mencari plasti
tempat uangku, agar tidak tercecer dari saku baju ku saat aku pulang.. Din,,, ada suara
memangil ku dari belakang, sepertinya aku kenal suara ini, saat aku palingkan wajahku kebelakang, ooh ternyata abang ku, ada apa bang? mana uang mu? aku mau beli
obat untuk kakak, keadaannya semakin parah. Tidak pikir panjang langsung kuserahkan uang yang ada dalam kantong plastik itu, pikiranku kacau, tak tau
harus berbuat apa, perutku perih, lutut ku lemas dan bergetar, sambil duduk aku
memikirkan kakak ku, bagaimanapun abang ku sudah membelikan Obat dalam hatiku, kakak pasti akan baik-baik saja.
Aaah sudahlah lebih baik aku bekerja lagi, kali ini aku menyanyikan lagu Bunda, entah kenapa
saat aku menyanyikan lagu bunda, air mata ku menetes, dan yang
mendengarkannya juga serius, tiittttt titttttt,tiiiiiiit.... malah terdengar suara klekson mobil dari
belakang mengagetkan para sopir mobil yang berada di depan, mobilpun
terus melaju,, batin ku sontak yah apes deh,, eh ternyata pengendara mobil yag
mendengarkan lagu ku menjatukan uang 5000,- ter bawa angin pula, aku mencoba
meraihnya dan Alhamdulillah dapat.
Huhhhh... Melelahkan hari ini pekik ku
dalam hati, sambil berjalan pulang, aku lupa bagaimana nasip kakak ku,
perjalanan ku semakin aku percepat meskipun kakiku gemetar.
Sesampainya dirumah, aku menanyakan
pada ibu bagai mana kabar kakak bu? sudah.. sudah membaik panasnya sudah
turun kok, "baguslah ternyata abangku cepat ambil tindakan membeli obat kakak ku dalam hati" sambil bertanya pada ibu, bang Roni tadi beli obat kak lena kan bu? Enggk ada Din, dari mana ia mau bawa uang, malah dia tadi kemari minta uang sama ibu, ibu enggk ada uang lalu abang mu pergi lagi.
Ampuuun,, aku di tipu lagi sama bang Roni, huuuuhhh...
Aku
terdiam sambil melihat ke belakang apa yang di masak ibu, hanya ada
nasi putih itu juga sudah dingin, ibu sudah makan sama kak Lena bu?
Sudah, makanlah dulu Din. kata ibu. Lalu Aku keluar ke warung, membeli beras dan minyak goreng, hasil ngamenan ku tadi.
Huhhh kupandangi wajah ku di cermin pecah, hitam kumal, tak tampak seperti wanita seumuranku.
Din mandi biar segar nak, (kata ibu) ia bu tar lagi, kupandangi
langit yang mulai gelap dari balik jendelaku, seakan aku mencari keberadaan Tuhan, jika
Tuhan nampak aku kan bertanya kenapa nasip keluargaku begini? Hai
din,, tegur Soleh anak pak RT, jangan bengong nanti ngga ada jodoh lo,
guraunya <nyengir>, Eh soleh dari mana? "Jodoh?? masih kecil ngga elok mikirin jodoh pikirku".
Dari warung beli obat nyamuk di suruh bapak. Kata soleh. Din ibu nyuruh kamu kerumah lhoo.
Ada apa soleh kok ibu nyuruh saya kerumah, tau tuh, datang ya Din..
Ya besok ya, yoo saut soleh sambil jalan.
Buuu,,, buuu,,, ibu ada ambil pinjaman sama bu lurah? ngga Din, jawab ibu, kok saya di suruh ke rumahnya ya bu?
Sudah.. kalau di suruh pergi saja, mungkin bu lurah ada perlu sama kamu Din..
Besok lah bu, tapi saya takut, ada apa ya bu?
Yah masak nanya sama ibu, ya ibu ngga tau, udah kalau kamu belum kesana ya ngga tau ada apa kan?.
Bersambung...
By: WINKONADI ZUHRA
Ditunggu Cerita Selanjutnya Ya...
Nama ku Dini Gadis Mungil Perempatan Jalan #3
Cerita Sebelumnya:
0 Response to "Nama Ku Dini Gadis Mungil Perempatan Jalan #2"
Posting Komentar